PeningkatanSarana dan Prasarana SPAM Desa Lintang Kecamatan Simpang Renggiang: Unit: LPSE Kabupaten Belitung Timur: Pagu: Rp. 497.637.000,00 (498,0 Jt) Tahap Saat Ini: Pengumuman Pascakualifikasi [] Tanggal: 03-Agustus-2022 s/d 12-Agustus-2022: Metode: Tender - Pascakualifikasi Satu File - Harga Terendah Sistem Gugur: Lokasi Pekerjaan
PembangunanSarana dan Prasarana Kantor Polsek Candi Laras Utara: Unit: LPSE Kabupaten Tapin: Pagu: Rp. 500.000.000,00 (500,0 Jt) Tahap Saat Ini: Pengumuman Pascakualifikasi [] Tanggal: 26-Juli-2022 s/d 01-Agustus-2022: Metode: Tender - Pascakualifikasi Satu File - Harga Terendah Sistem Gugur: Lokasi Pekerjaan: Tapin - Tapin (Kab.) Jadwal
terhadapkarir pegawai tidak tetap yang bekerja di bagian pengadaan sarana dan prasarana.Kesimpulannya adalah SMKN 6 Kota Malang sudah melaksanakan prinsip - prinsip pengendalian intern yang baik. Kata Kunci: sistem pengendalian intern, pengadaan, sarana prasarana. THE ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM IN PROCUREMENT OF
SubsistemPengadaan Sarana dan Prasarana Produksi. masyarakat, dari bersifat agraris menjadi industri, maka ke depan diperlukan pengolahan perikanan, yang bisa mendekatkan produk perikanan ke konsumen atau pasar, menjadi lebih besar dan menentukan. Produk perikanan tangkap dan akuakultur akan lebih banyak diolah terlebih dahulu sebelum sampai
PengadaanSarana dan Prasarana Kantor. Oleh Anugerah Dino 23.40 Posting Komentar. Pengadaan merupakan kegiatan menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Jadi, pengadaan fasilitas kantor berarti kegiatan menyediakan barang-barang fasilitas kantor yang digunakan untuk keperluan pekerjaan kantor dan
Subsistemini pada dasarnya berkaitan dengan upaya pengadaan sarana produksi, sebagai masukanmasukan (inputs) yang diperlukan dalam proses produksi usaha tani, dan menyalurkannya pada sentrasentra produksi. Pengadaan dan penyaluran inputs haruslah tepat, dalam arti tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu, dan yang sangat penting adalah terjangkau
3FZS9lh. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENTINGNYA PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENUNJANG PROSES PENDIDIKAN YANG SESUAI DENGAN EVOLUSI INDUSTRI Yusqi Shoubil HaqManajemen pendidikan, fakultas ilmu pendidikan, Universitas Negeri surabaya Email Abstrak Sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya berperan penting pada suatu proses pendidikan, yang mana sarana prasarana harus disesuaikan dengan banyak pedoman yang ada. Dengan banyaknya peran penting sarana prasarana maka proses pengadaan merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan , apalagi dengan perkembangan zaman sekarang sarana prasarana harus disesuaikan dengan revolusi industri proses pembuatan materi ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa data sekunder hasil proses penelitian. Yang mana dari data itu ditemukan bahwa sarana dan prasarana pendidikan sangat berperan penting dalam suatu proses pengadaan, sarana dan prasarana pendidikan. Revolusi industry facilities and infrastructure basically play an important role in an educational process, where infrastructure facilities must be adapted to many existing guidelines. With the many important roles of infrastructure, the procurement process is an important thing to do, especially with the current development of infrastructure facilities that must be adapted to the industrial revolution the process of making this material is done by collecting some secondary data from the research process. Which of the data found that educational facilities and infrastructure play an important role in an educational procurement, educational facilities and infrastructure. Industrial Revolution PENDAHULUANDunia saat ini telah memasuki era revolusi Industry meningkatya konektivitas dan interaksi juga berkembangnya system digital, kecerdasan, menjadi pertanda masuknya era industry ini, tentu saja adanya era revolusi industry ini akan berimbas ke system pendidikan di Indonesia perubahan arus industry dan teknologi tentu saja tidak dapat untuk dihindari sehingga sumber daya manusia SDM pun diharapkan siap untuk menghadapi perubahan apapun itu di era revolusi industry SDM yang memadai dan yang berkualitas lah yang akah bersaing dalam persaingan pada era ini tentu saja ini PR bagi lembaga pendidikan untuk bagaimana menyipkan peserta didiknya untuk mengatasi arus globalisasi yangserba tekhnologi ini imbas dari revolusi industry ini dapat dirasakan di pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan akhir dan sampai ke perguruan tinggi. Suatu Negara dapat dikatakan berhasil dalam menghadapi era revolusi industry ini dapat diukur dan ditentukan dari kualitas dari pendidik seperti halnya pada guru. Mengapa demikian. Pada zaman ini para guru dituntut untuk bisa menguasai dan beradaptasi pada teknologi itu tentu saja tantangan baru bagi guru guru lama atau guru guru yang sudah tua karena dijaman mereka yang belum mengenal teknologi sejauh ini kini mereka harus belejar pula mengenai teknologi agar tidak keadaan yang sedemikian rupa hendaknya lembaga pendidikan menyiapkan orientasi dan literasi baru an literasi baru dalam bidang pendidikan. Literasi lama yang mengandalkan baca, tulis dan matematika harus diperkuat dengan mempersiapkan literasi baru yaitu literasi data, teknologi dan sumber daya manusia. Literasi data adalah kemampuan untuk membaca, analisa dan menggunakan informasi dari data dalam dunia digital. Kemudian, literasi teknologi adalah kemampuan untuk memahami sistem mekanika dan teknologi dalam dunia kerja. Sedangkan literasi sumber daya manusia yakni kemampuan berinteraksi dengan baik, tidak kaku, dan berkarakter , dalam pemdidikan setidaknya mampu untuk menyiapkan anak didiknya untuk menghadapi tiga hal yaitu a menyiapkan anak untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada; b menyiapkan anak untuk bisa menyelesaikan masalah yang masalahnya saat ini belum muncul, dan c menyiapkan anak untuk bisa menggunakan teknologi yang sekarang teknologinya belum ditemukan. Sungguh sebuah pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi dunia pendidikan. Untuk bisa menghadapi tantangan tersebut, syarat penting yang harus dipenuhi adalah bagaimana menyiapkan kualifikasi dan kompetensi guru yang berkualitas. 1 2 3 Lihat Pendidikan Selengkapnya
masyarakat, dari bersifat agraris menjadi industri, maka ke depan diperlukan pengolahan perikanan, yang bisa mendekatkan produk perikanan ke konsumen atau pasar, menjadi lebih besar dan menentukan. Produk perikanan tangkap dan akuakultur akan lebih banyak diolah terlebih dahulu sebelum sampai ke pasar atau konsumen. Bentuk makanan yang sudah popular sperti nugget, burger, sosis, dan bakso semakin banyak yang berbahan baku ikan. Usaha pengolahan perikanan akan menjadi penghela kuat usaha perikanan tangkap dan akuakultur sehingga ikut memperbesar peluang keberlanjutan usaha. Subsistem pemasaran merupakan hasil akhir dari agribisnis perikanan, yang menjadi penghela untuk seluruh subsistem lainnya dalam sistem agribisnis. Pemasaran menjadi pengatur kecepatan driver pergerakan barang dan jasa dalam mata rantai agribisnis perikanan. Ketika laju pemasaran permintaan meningkat maka subsistem yang berada di bawahnya akan menyesuaikan kecepatan pengadaan produk agar bisa memenuhi laju pemasaran tersebut sehingga tidak terjadi kelangkaan pasokan. Sebaliknya, bila laju pemasaran melemah maka subsistem lainnya akan menyesuaikan lajunya dengan pemasaran. 4. Subsistem Pendukung Subsistem pendukung Supporting System yaitu lembaga atau individu yang menyediakan jasa bagi terlaksananya kegiatan ekonomi ketiga subsistem sebelumnya, lembaga permodalan, lembaga penelitian, lembaga penyuluhan dan lembaga pengembangan sumberdaya manusia. Subsistem ini berfungsi untuk memperlancar pelaksanaan pengembangan agribisnis perikanan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Menurut Said dan Intan 2001, keberadaan kelembagaan dan pendukung pengembangan agribisinis sangat penting untuk menciptakan agribisnis yang tangguh dan kompetitif. Lembaga-lembaga pendukung tersebut sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi agribisnis dalam mewujudkan pengembangan agribisnis. Beberapa pengembangan agribisnis adalah a. Pemerintah Pemerintah memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan usaha agribisnis yang kondusif dan mampu mendukung perkembangan agribisnis yang tangguh. Lembaga pemerintah, mulai dari tingkat pusat sampai daerah, memiliki wewenang regulasi dalam menciptakan lingkungan agribisnis yang kompetitif dan adil. Regulasi pemerintah tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok di bawah ini. 1 Regulasi untuk menjamin terciptanya lingkungan bisnis yang kompetitif dan mencegah monopoli dan kartel. 2 Regulasi untuk mengontrol kondisi-kondisi monopoli yang diizinkan, seperti Badan Usaha Milik Daerah yang mengelola usaha public utility. 3 Regulasi untuk fasilitas perdagangan. 4 Regulasi dalam penyediaan pelayanan publik, terutama untuk fasilitas layanan yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan agribisnis. 5 Regulasi untuk proteksi, baik proteksi terhadap konsumen maupun produsen. 6 Regulasi yang terkait langsung dengan harga komoditas agribisnis, input-input agribisnis, dan peralatan-peralatan agribisnis. 7 Regulasi terhadap peningkatan ekonomi dan kemajuan sosial. 8 Regulasi terhadap sistem pembiayaan agribisnis. 9 Regulasi terhadap sistem penanggungan resiko agribisnis. b. Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan agribisnis memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan usaha agribisnis, terutama dalam penyediaan modal investasi dan modal kerja, mulai dari sektor hulu sampai hilir. c. Lembaga Pemasaran dan Distribusi Peranan lembaga pemasaran dan distribusi menjadi ujung tombak keberhasilan pengembangan agribisnis, karena fungsinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 42 menyatakan setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sedangkan pada ayat ke-2 dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Tidak dapat kita pisahkan antara Kegiatan Belajar Mengajar KBM dengan sarana dan prasarana guna menyukseskan pendidikan di sekolah. Maka hal utama yang harus dilakukan dalam pengelolaan perlengkapan sekolah adalah pengadaan sarana dan prasarana. BAB II PEMBAHASAN Pengertian Sarana dan Prasarana pendidikan Dalam khazanah peristilahan pendidikan sering disebut-sebut istilah sarana dan prasarana pendidikan. Kerap kali istilah itu digabung begitu saja menjadi sarana-prasarana pendidikan. Dalam bahasa Inggris sarana dan prasarana itu disebut dengan facility facilities. Jadi, sarana dan prasarana pendidikan akan disebut educational facilities. Sebutan itu jika diadopsi ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan artinya segala sesuatu alat dan barang yang memfasilitasi memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Sarana pendidikan sebagai segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Sementara prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar, sementara prasarana pendidikan tidak digunakan dalam proses atau kegiatan belajar-mengajar tetapi mendukung kegiatan belajar mengajar.[1] B. Pengadaan Sarana dan Prasarana pendidikan 1. Tujuan Pengadaan Sarana dan Prasarana Aktivitas pertama dalam manajemen sarana prasarana pendidikan adalah pengadaan sarana prasarana pendidikan. Pengadaan perlengkapan pendidikan biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun dan anggaran mendatang. Pengadaan perlengkapan pendidikan seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaan perlengkapan sekolah itu selalu sesuai dengan pemenuhan kebutuhan di sekolah. 2. Langkah- langkah Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan atau menginventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu semester atau satu tahun ajaran. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. bila dana yang tersedia tidak memadai untuk mengadakan kebutuhan tersebut, maka perlu dilakukan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengakapan yang dibutuhkan. Semua perlengkapan yang urgen segera di daftar Memadukan rencana daftar kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia bila ternyata masih melebihi anggaran yang tersedia, maka perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat skala prioritas. Menetapan rencana pengadaan akhir. 3. Karakteristik Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Perencanaan perencanaan perlengkapan sekolah tidaklah mudah. Perencanaan perlengkapan pendidikan bukan sekedar sebagai upaya mencari ilham, melainkan upaya memikirkan perlengkapan yang di perlukan di masa yang akan datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan informasi dan realistis tentang kondisi sekolah. Agar prisip-prinsip tersebut betul-betul terpenuhi, semua pihak yang di libatkan atau di tunjuk sebagai panitia perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah perlu mengetahui dan mempertimbangkan program pendidikan, perlengkapan yang sudah di miliki, dana yang tersedia, dan harga pasar. Dalam hubungannya dengan program pendidikan yang perlu di perhatikan adalah organisasi kurikulum sekolah, metode pengajaran, dan media pengajaran yang di perlukan. Ada beberapa karakteristik esensial perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah, yaitu sebagai berikut 1. Merupakan proses menetapkan dan memikirkan. 2. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya memenuhi sarana prasarana pendidikan yang di butuhkan sekolah. 3. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektifitas dan efisiensi dalam pengadaan perlengkapan sekolah. 4. Perencanaan perlengkapan sekolah seherusnya memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut § Harus betul-betul merupakan proses intelektual; § Di dasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensif menganai masyarakat sekolah dan kemungkinan pertumbuhannya, serta prediksi populasi sekolah; § Harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran; § Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya. Pemerolehan Sarana dan Prasarana Sekolah Setelah rencana pengadaan sarana dan prasarana dibuat langkah berikutnya yakni pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pengadaan sarana dan prasrana ini, bisa dilakukan dengan pembelian, meminta sumbangan, pengajuan bantuan ke pemerintah untuk sekolah-sekolah negeri dan pengajuan kepihak yayasan untuk sekolah-sekolah swasta, pengajauan ke komite sekolah dewan sekolah, tukar menukar dengan sekolah lain dan menyewa. Khusus pengadaan yang di lakukan dengan menyewa ini umumnya pada sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan yang belum mempunyai prasarana dan sarana sendiri, sementara keperluan yang sudah mendesak tidak bisa di tunda lagi. Guna mengadakan sarana dan prasana sekolah, perlu ditetapkan aspek fungsi utilitas dan standart kualitasnya. Aspek fungsi utilitas mengacu pada kegunaan sarana dan prasarana dengan kebutuhan riil sekolah. Aspek standart kualitas mengacu pada jenis spesifikasi teknis terkai dengan merk berkualitas yang beredar di pasaran. Pada sarana dan prasarana sekolah yang proses pengadaannya dengan pembelian, ada yang membeli secara langsung ke toko-toko sarana dan prasarana yang kini banyak beredar, ada yang langsung ke pabriknya dan ada yang dengan sistem indent. Baik yang membeli secara langsung maupun dengan sistem indent hendaknya benar-benar memperhatikan spesifikasi teknis yang dimiliki oleh sarana dan prasarana tersebut. Khusus yang sistem indent, hendaknya benar-benar dicermati antara spesifikasi teknis yang ada di dalam brosur atau leaflet promosi perusahaan dengan kenyataan setelah sarana dan prasarana tersebut dikirinkan ke sekolah. Tidak mustahil apa yang tercantum dalam leaflet atau brosur, bisa berbeda dengan realitas barangnya. Guna pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, tim yang di tunjuk untuk pengadaan dengan sarana dan prasarana sekolah hendaknya membuat daftar ceking tentang berbagai jenis sarana dan prasarana yang akan di adakan. Daftar checking ini sangat penting agar dapat diketahui seberapa realisasi pengadaan sarana dan prasarana tersebut. Pengadaan sarana da prasarana sekolah yang proses pengadaannya dengan meminta sumbangan dan mendapat bantuan dari pemerintah. Agar spesifikasi teknis, standar kualitas dan utilitas sarana dan prasarana yang proses pengadaannya dengan meminta sumbangan atau bantuan dari pemerintah tidak mengalami deviasi, perlu dibuat proposal yang jelas. Pada proposal pengadaan sarana dan prasarana sekolah hendaknya dicantumkan secara jelas tentang jenis barang yang diminta, jumlah satuannyan merk beserta dengan tipenya, produksi tahun berapa, dikeluarkan oleh pabrik mana, berapa taksiran harganya, dan sebagainya. Dengan demikian, jenis-jenis sarana dan prasarana memang benar-benar sesuai dengan yang diinginkan oleh sekolah. Yang selama ini banyak terjadi, proposal permohonan bantuan sarana dan prasarana umumnya tidak lengkap, karena pihak pembuat proposal sendiri tidak menguasai berbagai jenis barang yang beredar di pasaran. Oleh karena itu, sebelum proposal dibuat, sangat bagus kalau tim yang ditunjuk oleh sekolah tersebut melakukan survei. Melakukan kajian banding atas berbagai barang dengan merk dan spesifikasi teknisnya, agar berbagai jenis barang yang akan diminta tersebut, telah diketahui kelebihan dan kekurangannya standar kualitasnya. Lembaga penyandang dana, baik dari pemerintah maupun swasta, lazimnya memang tidak selalu tahu kebutuhan riil lembaga pendidikan sekolah, karena memang mereka tidak bergerak secara riil dan operasional di sekolah. Oleh karena itu, sekolahlah yang sepatutnya lebih tahu kebutuhan mereka sendiri akan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kemampuan sekolah untuk merumuskan kebutuhannya sendiri termasuk di dalamnya sarana dan prasarana sekolah sangatlah penting, karena hanya dengan cara demikianlah bantuan yang ia terima dari pihak lain termasuk bantuan sarana dan prasarana, memenuhi aspek utilitas dan memenuhi syarat standar kualitas. [2] Adapun proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ada beberapa kemungkinan yang bisa ditempuh yaitu Pembelian dengan biaya pemerintah. Pembelian dengan biaya dari SPP. Bantuan dari BP3, dan Bantuan dari masyarakat.[3] Pengadaan menurut beberapa para ahli 1. Weele 2010 Procurement is the acquisition of goods or services. It is favorable that the goods or services are appropriate and that they are procured at the best possible cost to meet the needs of the purchaser in terms of quality and quantity, time, and location. Pendapat di atas kurang lebih mempunyai arti bahwa Pengadaan adalah perolehan barang atau jasa. Hal ini menguntungkan bahwa barang atau jasa yang tepat dan bahwa mereka yang dibeli dengan biaya terbaik untuk memenuhi kebutuhan pembeli dalam hal kualitas dan kuantitas, waktu dan lokasi. 2. Christopher & Schooner 2007 Pengadaan atau procurement adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan barang dan jasa atau procurement adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan dilihat dari kebutuhan dan penggunaannnya, serta dilihat dari kualitas, kuantitas, waktu pengiriman dan harga yang terjangkau. Prinsip Dalam Procurement Pengadaan Barang Menurut Budiharjo Hardjowijono dan Hayie Muhammad 2008 pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan yang dipraktekkan secara internasional efisiensi, efektifitas, persaingan sehat, keterbukaan, transpraransi, tidak diskriminasi dan akuntabilitas. 1. Efisiensi Prinsip efisiensi dalam pengadaan barang dan jasa adalah dengan menggunakan sumber daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa dalam jumlah, kualitas yang diharapkan, dan diperoleh dalam waktu yang optimal. 2. Efektif Prinsip efektif dalam pengadaan barang dan jasa adalah dengan sumber daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa yang mempunyai nilai manfaat setinggi-tingginya. 3. Persaingan Sehat Prinsip persaingan yang sehat dalam pengadaan barang dan jasa adalah adanya persaingan antar calon penyedia barang dan jasa berdasarkan etika dan norma pengadaan yang berlaku, tidak terjadi kecurangan dan praktek KKN Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 4. Terbuka Prinsip terbuka dalam pengadaan barang dan jasa adalah memberikan kesempatan kepada semua penyedia barang dan jasa yang kompeten untuk mengikuti pengadaan. 5. Transparansi Prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa adalah pemberian informasi yang lengkap tentang aturan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang berminat dan masyarakat. 6. Tidak Diskriminatif Prinsip tidak diskriminatif dalam pengadaan barang dan jasa adalah pemberian perlakuan yang sama kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang berminat mengikuti pengadaan barang dan jasa. 7. Akuntabilitas Prinsip akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa adalah pertanggungjawaban pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada para pihak yang terkait dan masyarakat berdasarkan etika, norma, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Metode Procurement Pengadaan Barang Menurut Turban 2010, p251 setiap perusahaan menggunakan metode yang berbeda dalam memperoleh produk dan jasa yang tergantung apa dan dimana mereka membeli, kuantitas yang diperlukan, berapa jumlah uang yang terpakai dan sebagainya. Metode procurement antara lain yaitu Membeli dari manufaktur, penjual grosir atau pengecer dari katalog-katalog mereka dan adanya negosiasi. Membeli melalui katalog yang terhubung dengan memeriksa katalog penjual atau membeli melalui mal-mal industri. Membeli melalui katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui katalog-katalog vendor termasuk kesepakatan harga. Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana pemasok bersaing dengan yang lainnya. Metode ini digunakan untuk pmbelian dalam jumlah besar. Membeli dari situs pelelangan dimana organisasi berpartisipasi sebagai salah satu pembeli. Bergabung dengan suatu kelompok sistem pembeli dimana memeriksa permintaan partisipasi, menciptakan jumlah besar, kemudian kelompok ini dapat menegosiasikan harga. Berkolaborasi dengan pemasok untuk berbagi informasi tentang penjualan dan persediaan, sehingga dapat mengurangi persediaan, stock out dan mempertinggi ketepatan pengiriman. Tugas Dan Tanggung Jawab Procurement Pengadaan Barang Menurut Moch. Mizanul Achlaq 2011 tugas dari bagian pengadaan barang adalah menyediakan barang maupun jasa dengan harga yang murah, berkualitas dan terkirim tepat waktu. Tugas-tugas bagian pengadaan barang tidak terbatas hanya pada kegiatan rutin pembelian. Tugas-tugas bagian pengadaan barang dan jasa adalah sebagai berikut 1. Merancang hubungan yang tepat dengan supplier. a. Hubungan dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun hubungan transaksional jangka pendek. 2. Memilih supplier. a. Kegiatan memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. b. Kesulitan akan lebih tinggi kalau supplier yang akan dipilih berada di mancanegara. c. Supplier yang berpotensi untuk menjalin hubungan jangka panjang, proses pemilihan ini bisa melibatkan evaluasi awal, mengundang mereka untuk presentasi, kunjungan lapangan dan sebagainya. d. Pemilihan supplier harus sejalan dengan strategi supply chain. 3. Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok. a. Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi. b. Teknologi yang lebih tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan fax. c. Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan electronic procuremente-procurement yaitu aplikasi internet untuk kegiatan pengadaan. 4. Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier. a. Bagian pengadaan harus memiliki data yang lengkap tentang item-item yang dibutuhkan maupun data tentang supplier mereka. b. Beberapa data supplier yang penting untuk dimiliki adalah nama dan alamat masing-masing dari supplier, item apa yang mereka pasok, harga per unit, pengiriman, kinerja masa lalu, serta kualifikasi supplier termasuk juga kualifikasi seperti ISO. 5. Melakukan proses pembelian. a. Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya pembelian rutin dan pembelian dengan melalui tender atau lelang. b. Pembelian rutin dan pembelian dengan tender melewati proses-proses yang berbeda. 6. Mengevaluasi kinerja supplier a. Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier untuk meningkatkan kinerja mereka. b. Kinerja yang digunakan untuk menilai supplier seharusnya mencerminkan strategi supplay chain dan jenis barang yang dibeli. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu lembaga pendidikan apapun jenisnya diperlukan sarana dan prasarana guna penyelanggaraan atau proses belajar mengajar. Untuk pengadaan sarana tersebut diperlukan proposal untuk mendapatkan sarana dan prasarana tersebut agar keperluan yang benar-benar perlu artinya pengadaan sarana dan prasarana memang benar-benar diperlukan. Misalnya saja meja, kursi, papan tulis yang rusak perlu diganti dengan yang baru. DAFTAR PUSTAKA Suryosuboro, B. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta Rineka Cipta, [1] [3] Drs. B. Suryosuboro, Manajemen Pendidikan Di Sekolah,, Jakarta Rineka Cipta, 2004, hal. 116
Makalah ini bertujuan untuk menguji nilai-nilai kontekstual dari pengelolaan fasilitas dan infrastruktur dari perspektif Al-Hadis dan Al Qur'an dalam hal komponen perencanaan, pemanfaatan, inventaris, dan pengawasan fasilitas dan infrastruktur. Jenis metode yang digunakan adalah metode interpretasi maudhu'i tematik yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki satu tujuan yang bersama-sama membahas judul / topik / sektor tertentu dan mendisiplinkan mereka sedapat mungkin sesuai dengan periode penurunan harmoni dengan penyebab - karena penurunan. Hasil pertama, konteks pengelolaan sarana dan prasarana dalam penafsiran surat kabar terkandung dalam penafsiran An-Nahl 16 ayat 68-69, yaitu memetakan konsep bangunan pembagian kerja dalam menyusun infrastruktur menjadi efektif dan tepat sasaran sehingga implementasinya sesuai dengan nilainya. Kedua, perencanaan interpretasi al-Hasyr 59 ayat 18 untuk setiap individu untuk merancang persiapan masa depan mereka sehingga apa yang akan dilakukan telah dirumuskan sebagai konsepsi realisasi kegiatan. Ketiga, pemanfaatan interpretasi An-Nahl 16 ayat 5-8 adalah agar setiap manusia dapat memaksimalkan setiap sumber daya potensial yang ada baik SDM maupun SDA seefektif dan seefisien mungkin sehingga potensi yang ada pada sumber daya tersebut dapat dimaksimalkan. Keempat, inventarisasi interpretasi atas surat Al-Baqarah 2 ayat 282 tentang urgensi pencatatan sebagai bukti konkret, faktual dan otentik dalam pelaporan sehingga dapat lebih mudah saat memeriksa dan menjadi data tekstual ketika ada pertanggungjawaban dari lembaga sekolah. Kelima, pengawasan interpretasi Al-Mujaadillah 58 ayat 7 surah adalah mutlak untuk menghindari penyimpangan baik dalam hal pelaporan, kinerja dan output. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 165 MANAJEMEN SARANA DAN PRASANA PERSPEKTIF AL QURAN DAN HADIS Ari Prayoga Dewi Qorotul Kaffah Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Email Email qkaffah Abtract Makalah ini bertujuan untuk menguji nilai-nilai kontekstual dari pengelolaan fasilitas dan infrastruktur dari perspektif Al-Hadis dan Al Qur'an dalam hal komponen perencanaan, pemanfaatan, inventaris, dan pengawasan fasilitas dan infrastruktur. Jenis metode yang digunakan adalah metode interpretasi maudhu'i tematik yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki satu tujuan yang bersama-sama membahas judul / topik / sektor tertentu dan mendisiplinkan mereka sedapat mungkin sesuai dengan periode penurunan harmoni dengan penyebab - karena penurunan. Hasil pertama, konteks pengelolaan sarana dan prasarana dalam penafsiran surat kabar terkandung dalam penafsiran An-Nahl 16 ayat 68-69, yaitu memetakan konsep bangunan pembagian kerja dalam menyusun infrastruktur menjadi efektif dan tepat sasaran sehingga implementasinya sesuai dengan nilainya. Kedua, perencanaan interpretasi al-Hasyr 59 ayat 18 untuk setiap individu untuk merancang persiapan masa depan mereka sehingga apa yang akan dilakukan telah dirumuskan sebagai konsepsi realisasi kegiatan. Ketiga, pemanfaatan interpretasi An-Nahl 16 ayat 5-8 adalah agar setiap manusia dapat memaksimalkan setiap sumber daya potensial yang ada baik SDM maupun SDA seefektif dan seefisien mungkin sehingga potensi yang ada pada sumber daya tersebut dapat dimaksimalkan. Keempat, inventarisasi interpretasi atas surat Al-Baqarah 2 ayat 282 tentang urgensi pencatatan sebagai bukti konkret, faktual dan otentik dalam pelaporan sehingga dapat lebih mudah saat memeriksa dan menjadi data tekstual ketika ada pertanggungjawaban dari lembaga sekolah. Kelima, pengawasan interpretasi Al-Mujaadillah 58 ayat 7 surah adalah mutlak untuk menghindari penyimpangan baik dalam hal pelaporan, kinerja dan output. Kata Kunci Manajemen, Fasilitas, Quran dan Hadis PENDAHULUAN Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu standar Nasional pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan, sehingga melengkapi sarana prasarana menjadi hal yang mutlak, sesuai dengan Undang-Undang 166 Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 45 yang berbunyi “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan kejiwaan peserta pendidikan yaitu peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan media pembelajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pembelajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pembelajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana khazanah keilmuan islam perlu digali konsepsi nilai-nilai manajemen dan sarana prasarana dalam al-quran dan as-sunah sebagai landasan teologis dan pondasi konsepsi pendidikan islam. Pengkajian keilmuan al-quran dengan pendekatan kontekstual dan tekstual adalah metode dalam memahami dan menginterpretasikan nilai-nilai luhur dalam al-quran serta tafsirannya sehingga terbentuk khazanah keilmuan islam yang utuh dan komprehensif. Menurut Muhaimin, sumber ilmu pengetahuan itu pada dasarnya datangnya dari Allah. Allah menciptakan alam semesta ayat-ayat kawniyyah dan al-Quran serta Hadis ayat-ayat qawliyyah. Oleh karenanya kedua sumber tersebut saling menjelaskan atau konsultasi dan tidak bertentangan terhadap berbagai ilmu pengetahuan tentang hakikat kebenaran. Selama ini orang berfikir di sayap kanan dan kiri disebut mengkaji ilmu Islam, menurut Fazlur Rahman dalam Hamdi sebaiknya harus dibedakan antara Islam sebagai objek kajian keilmuan dan Islam sebagai landasan etis. Sebagai objek kajian keilmuan Islam harus tunduk dan patuh terhadap prosedur-prosedur keilmuan. Sebagai contoh, al-Quran sebagai teks, maka ia bisa dikaji oleh siapa saja, tidak peduli apakah orang itu mempercayai al-Quran sebagai wahyu yang datang dari Tuhan atau tidak. Inilah yang dikatakan Fazlur Rahman bahwa orang non-Muslim pun bisa mengkaji al-Quran dan hasilnya memiliki derajat yang sama Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Undang-Undang republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Jakarta VisiMedia, 2007. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta PT Bumi Aksara, 2013. H. Zainiyati, Model Kurikulum Integratif Pesantren Mahasiswa dan UIN Maliki Malang, Jurnal Studi Keislaman Ulumuna Volume XVIII Nomor 1 Juni, 2014. 167 dengan tafsir yang disusun oleh seorang Muslim. Kedua tafsir tersebut sama-sama memiliki derajat relatif dalam perspektif ilmu. Oleh sebab itu, al-Quran sebagai teks harus terbuka untuk dikaji melalui teori-teori teks sebagaimana teori-teori tersebut digunakan untuk mengkaji teks-teks sekuler non-ilahi. Di sisi lain, Islam sebagai landasan etis, ia menjadi pedoman pemeluknya untuk bertindak arif dalam hidup, seperti sikap amanah, adil, tasamuh, tawasut, tawazun dan lain sebagainya. Hal ini pun dalam operasionalisasinya harus tunduk pada ruang dan waktu yang Imam Suprayogo dalam Hamdi ada dua tawaran terkait dengan peletakan al-Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan. Pertama, meletakkan al-Quran sebagai konsep dasar atau inspirasi yang kemudian di kembangkan melalui berbagai riset ilmiah. Kedua, meletakkan al-Quran fenomena naqliyyah dan alam fenomena kawniyyah menjadi dua sumber yang setara bagi bangunan ilmu pengetahuan. Sejauh ilmu-ilmu keislaman, seperti tafsir dipahami sebagai satu ilmu, maka keharusan bagi seseorang untuk mengerti ilmu nahwu, ilmu saraf, ilmu mantiq, ilmu balaghah, ilmu ma’ani ataupun bahasa Arab, dan berbagai perangkat rumpun ilmu-ilmu keislaman yang lain bukan sebagai keharusan teologis, tapi keharusan ilmiah, bahwa seseorang bisa mempelajari tafsir kalau dia memahami kaidah-kaidah bahasa Arab dan beberapa ilmu PENELITIAN Metode tafsir maudhu’i tematik ialah mengumpulkan ayat-ayat al-qur’an yang mempunyai tujuan yang satu yang bersama-sama membahas judul/topik/sektor tertentu dan menertibkannya sedapat mungkin sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebab-sebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubungan-hubungannya dengan ayat-ayat lain, kemudian mengistimbatkan hukum-hukum. Menurut al-Farmawi bahwa ada tujuh langkah dalam sistimatika tafsir maudhu’ tujuh langkah tersebut dikembangkan oleh M. Quraiah Shihab Zainul Hamdi, “Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN”, dalam Zainal Abidin Bagir, dkk editor, Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi Yogyakarta MYIA-CRCS dan Suka Press, 2005. Zainul Hamdi, “Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN”.... H. Zainiyati, Model Kurikulum Integratif Pesantren Mahasiswa dan UIN Maliki Malang, Jurnal Studi Keislaman Ulumuna Volume XVIII Nomor 1 Juni, 2014, Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz wa al-a’lam al-Our’aniyah, Dar al-`ulum, Kairo, 1968. Farmawi al, Abd al-Hayy, Al Bidayah fr al-Tafsir al Maudhu i, Matba’ah al-Hadarah al-Arabiyah, Kairo, 1977. 168 yaitu; menetapkan masalah yang akan dibahas; menghimpun seluruh ayat-ayat At-qur’an yang berkaitan dengan masalah tersebut; menyusun urut-urutan ayat terpilih sesuai dengan perincian masalah dan atau masa turunnya, sehingga terpisah antara ayat Makkiy dan Madaniy. Hal ini untuk memahami unsur pentahapan dalam pelaksanaan petunjuk-petunjuk Alquran; mempelajari/ memahami korelasi munasabaat masing-masing ayat dengan surah-surah di mana ayat tersebut tercantum setiap ayat berkaitan dengan terma sentral pada suatu surah; melengkapi bahan-bahan dengan hadis-hadis yang berkaitan dengan masalah yang dibahas; menyusun autline pembahasan dalam kerangka yang sempurna sesuai dengan hasil studi masa lalu, sehingga tidak diikutkan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pokok masalah; mempelajari semua ayat yang terpilih secara keseluruhan dan atau mengkompromikan antara yang umum dengan yang khusus, yang mutlak dan yang relatif, dan lain-lain sehingga kesemuanya bertemu dalam muara tanpa perbedaan atau pemaksaan dalam penafsiran; menyusun kesimpulan penelitian yang dianggap sebagai jawaban Alquran terhadap masalah yang PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Konsep Manajemen Sarana Dan Prasarana Istilah manajemen berasal dari kata kerja “to manage” artinya mentutor, mengemukakan, mengendalikan, mengelolah, menjalankan, melaksanakan, memimpin. Manajemen adalah proses mencapai hasil melalui orang lain dan dengan memaksimumkan pendayagunaan yang tersedia. Sedangkan Manajemen menurut Stoner dalam Taupik bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan disekolah. Keberhasilan semua program pendidikan yang diselenggarakan pada sebuah sekolah sangat tergantung kepada ketersediaan sarana dan prasarana sekolah dan kemampuan guru dalam mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan Taufiq dan Karim, Rush ed, Metodologi Penelitian Agama, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1989. M. Manullang. Dasar-dasar Manajemen. MedanGhalia Indonesia, 2006. Stoner dan taupik. Jenis-jenis Manajemen Bandung Grafindo Persada, 2009. hlm. 88 Barnawi., Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah .Yogyakarta. 2012. 169 Sarana dan prasarana pendidikan dimaksudkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007. Permendiknas dimaksud mengartikan sarana pendidikan sebagai perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana pendidikan diartikan sebagai fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/ Sarana dan Prasarana Pendidikan Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Telah membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di tim penyusun pedoman pembakuan media pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”. Sarana adalah alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai tujuan misalnya ruang kelas, buku, papan tulis, dan lainnya. Sedangkan Prasarana adalah “alat tidak langsung yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan lain sebagainya”.Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan, meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, inventarisasi, dan pengawasan dan pemeliharaan, serta penghapusan. Proses-proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana prasarana tepat sasaran dan efektif dalam penggunaan. 1. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. A. L. Hartani, Manajemen Pendidikan, indo 2009. Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Jakarta Persekolahan Berbasis Sekolah, 2007. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta PT. RajaGrafindo Persada, 1993, Cet. 2. Daryanto, Administrasi pendidikan, Jakarta Rieka Cipta, 2001. Sulistyorini, Menejemen Pendidikan Islam, Teras, Yogyakarta, 2009. 170 2. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses pendidikan di sekolah dengan mengacu pada apa yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di Pendistribusian barang-barang perlengkapan sekolah sarana dan prasarana yang telah diadakan dapat didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Dalam rangka itu, ada tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian penanggungjawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu a penyusunan alokasi barang; b pengiriman barang; c penyerahan barang. 4. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan aktifitas dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan. Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang milik negara secara sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. 5. Pendayagunaan sarana dan prasarana adalah proses yang di dalamnya mencangkup aspek penggunaan. Suatu barang atau benda yang di miliki harus jelas kegunaannya sehingga barang atau benda tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif. 6. Pemeliharaan dan pengawasan sarana prasarana pendidikan merupakan aktivitas yang harus dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel sekolah dalam kondisi siap Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana Bafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004. Bafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004. 171 dari daftar inventaris, karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. B. Konteks Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Perspektif Tafsir Al-Quran dan Hadis Menurut Ahmad Najieh disebutkan bahwa mengatur/mengelola disebut juga dengan kata “khalafa”. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Mu’minun;23 ayat 80 “Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang mengatur pertukaran malam dan siang. Maka Apakah kamu tidak memahaminya? 80.Yakni berdasarkan perintah-Nyalah ditundukkan malam dan siang hari; masing-masing dari keduanya mengejar yang lainnya dengan cepat secara silih berganti, tidak pernah berhenti dan tidak pernah terpisah oleh suatu waktu pun yang menyela-nyelai sarana dan prasarana mempunyai peranan yang sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolah serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah baik secara khusus maupun secara umum. Dalam al-Qur’an juga ditemukan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa pentingnya sarana dan prasarana atau alat dalam pendidikan. Makhluk Allah berupa hewan yang dijelaskan dalam al-Qur’an juga bisa menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama salah satu surat dalam al-Qur’an adalah an-Nahl 16 yang artinya lebah, dalam ayat ke 68-69 “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia" 68. Kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. dari perut lebah itu ke luar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang memikirkan” 69.Yang dimaksud dengan 'wahyu' dalam ayat ini ialah ilham, petunjuk, dan bimbingan dari Allah kepada lebah agar lebah membuat sarangnya di bukit-bukit, juga di pohon-pohon serta di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian berkat adanya ilham dari Allah ini lebah membangun rumah sarangnya dengan sangat rapi struktur dan susunannya, sehingga tidak ada cela padanya. Lalu masing-masing lebah dapat Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 29 September 2018 WIB. SoftwareTerjemah Tafsir Ibnu Katsir versi 30 Juz lengkap, 2013 Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 172 kembali ke sarangnya tanpa menyimpang ke arah kanan atau ke arah kiri, melainkan langsung menuju sarangnya, tempat ia meletakkan telur-telurnya dan madu yang dibuatnya. Lebah membangun lilin untuk sarangnya dengan kedua sayapnya, dan dari mulutnya ia memuntahkan madu; sedangkan lebah betina mengeluarkan telur dari duburnya, kemudian menetas dan terbang ke tempat kehidupannya. Ibnu Zaid mengatakan, tidakkah kamu lihat bahwa orang-orang memindahkan lebah-lebah itu berikut sarangnya dari suatu negeri ke negeri yang-lain, sedangkan lebah-lebah itu selalu mengikuti mereka. Akan tetapi, pendapat yang pertama adalah pendapat yang paling kuat, yaitu yang mengatakan bahwa lafaz zululan menjadi hal dari lafaz subul jalan. Dengan kata lain, tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Demikianlah menurut apa yang telah dinaskan oleh Mujahid. Ibnu Jarir mengatakan bahwa kedua pendapat tersebut benar. Jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa menjadi media atau alat bagi orang-orang yang berpikir untuk mengenal kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan kedekatan taqarrub seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para sahabatnya juga selalu menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun non-benda. Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam memberikan pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan gambar. C. Perencanaan Sarana dan Prasarana Perencanaan merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang ditentukan dalam jangka dan ruang waktu tertentu. Dengan demikian, perencanaan itu merupakan proses pemikiran, baik secara garis besar maupun secara mendetai dari suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis. Juga dapat dikatakan bahwa perencanaan itu adalah suatu antisipasi dari suatu yang akan terjadi, karena harus merupakan proses yang sebaik-baiknya. Dalam surat al-Hasyr 59 18 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” 18.T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta BPFE-Yogyakarta, 2009,H. 8, mengutip dari Jame Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc., New York Englewood Cliffts, 1982. Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 173 Ayat ini memberikan pesan kepada orang yang beriman untuk memikirkan masa depan. Dalam bahasa manajemen, pemikiran masa depan yang dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis disebut dengan perencanaan planning. Perencanaan ini menjadi sangat penting karena berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target-target dan hasil-hasilnya di masa depan, sehingga apapun kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Aun ibnu Abu Juhaifah, dari Al-Munzir ibnu Jarir, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ketika kami bersama Rasulullah Saw. di suatu pagi hari, tiba-tiba datanglah kepada Rasulullah Saw. suatu kaum yang tidak beralas kaki dan tidak berbaju. Mereka hanya mengenakan jubah atau kain 'abaya, masing-masing dari mereka menyandang pedang. Sebagian besar dari mereka berasal dari Mudar, bahkan seluruhnya dari Mudar. Maka berubahlah wajah Rasulullah Saw. melihat keadaan mereka yang mengenaskan karena kefakiran mereka. Kemudian Rasulullah Saw. masuk dan keluar, lalu memerintahkan kepada Bilal agar diserukan azan dan didirikan salat. Lalu Rasulullah Saw. salat. Seusai salat, beliau berkhotbah dan membacakan firman-Nya Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu. An-Nisa 1, hingga akhir ayat. Beliau membaca pula firman Allah Swt. dalam surat Al-Hasyr, yaitu dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat. D. Pendayagunaan Sarana dan Prasarana Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendayagunaan diartikan pengusahaan agar mampu mendatangkan dalam Bahasa Inggris pendayagunaan diartikan dengan making efficient use firman Allah dalam surat an-Nahl 16 ayat 5-8 “dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada bulu yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan 5. dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan 6. dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan Abu al-Fida’ Isma’il ibn Umar al-Dimasqa, Tafsir Alquran Adzim, juz 8 Mauqi’u al-Islamdalam software maktabah syamilah, 2005. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1990. John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta PT. Gramedia, 1992. 174 kesukaran-kesukaran yang memayahkan diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang 7. dan dia telah menciptakan kuda, bagal[820] dan keledai, agar kamu menungganginya dan menjadikannya perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya” 8. [820] Bagal Yaitu peranakan kuda dengan Swt. menyebutkan nikmat yang Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya, antara lain Dia menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu unta, sapi, dan kambing, seperti yang telah dirinci di dalam surat Al-An'am sampai dengan firman-Nya, "Samaniyata azwaf delapan ekor ternak yang berpasang-pasangan. Allah pun telah menjadikan pada binatang-binatang ternak itu berbagai manfaat dan kegunaan buat mereka, yaitu bulunya mereka jadikan pakaian dan hamparan, air susunya mereka minum, dan anak-anaknya mereka makan, serta pandangan yang indah pada ternak mereka sebagai perhiasan buat mereka. Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya padanya ada bulu yang menghangatkan. An-Nahl 5 yang dapat mereka jadikan sebagai pakaian. dan berbagai manfaat. An-Nahl 5 Yakni manfaat lainnya, yaitu dagingnya dapat kalian makan dan susunya dapat kalian minum. Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan dif'un dan manafi' ialah keturunan dari semua hewan ternak. Mujahid mengatakan bahwa makna firman-Nya padanya ada bulu yang menghangatkan dan berbagai manfaat. An-Nahl 5 Artinya pakaian dari hasil tenunan bulunya; dan berbagai manfaat lainnya dari hewan ternak, yaitu sebagai kendaraan, dimakan dagingnya, dan diminum air susunya. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya bulu yang menghangatkan dan berbagai manfaat. An-Nahl 5 Yakni pada binatang ternak terdapat bahan pakaian, makanan dan minuman, serta sarana transportasi. Hal yang sama telah dikatakan oleh banyak kalangan ulama tafsir dengan ungkapan yang ayat dan tafsir yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat bahwa aspek pendayagunaan sarana dan prasana dapat dilakukan seefisien mungkin sehingga dapat memenuhi keperluan dari lembaga itu sendiri khususnya dalam konteks pendayagunaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan. Dijelaskan pula dalam penyebutannya ada pengklasifikasian khusus hal tersebut memang diterapkan dalam manajemen sarana prasarana pendidikan sebagai panduan pengelompokan barang-barang. Tafsir diatas Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. Software Terjemah Tafsir Ibnu Katsir versi 30 Juz lengkap, 2013 diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 175 juga mengandung substansi nilai yang sejalan dengan prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu; pencapaian tujuan, efisiensi dan kejelasan tanggung jawab. E. Inventarisasi Pencatatan Sarana dan Prasarana Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam Al-Qur’an tersirat ayat-ayat yang memberikan dorongan untuk melakukan inventarisasi barang-barang kebutuhan kita yaitu surat Al-Baqarah 2 ayat 282 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang akan ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah keadaannya atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu. jika tak ada dua oang lelaki, Maka boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan memberi keterangan apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguanmu. Tulislah mu'amalahmu itu, kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, jika kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan yang demikian, Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu 282. [179] Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya. Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2013. Software Q-Soft El-ra diakses pada Minggu 30 September 2018 WIB. 176 Firman Allah artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya”. Al-Baqarah 282 Hal ini merupakan petunjuk dari Allah Swt. buat hamba-hamba-Nya yang mukmin apabila mereka mengadakan muamalah secara tidak tunai, yaitu hendaklah mereka mencatatkannya; karena catatan itu lebih memelihara jumlah barang dan masa pembayarannya serta lebih tegas bagi orang yang menyaksikannya. Firman Allah artinya hendaklah kalian menuliskannya. Al-Baqarah 282 Melalui ayat ini Allah memerintahkan adanya catatan untuk memperkuat dan memelihara. Apabila timbul suatu pertanyaan bahwa telah ditetapkan di dalam kitab Sahihain dari Abdullah ibnu Umar yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda “Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi buta huruf, kami tidak dapat menulis dan tidak pula menghitung”. Maka bagaimanakah menggabungkan pengertian antara hadis ini dan perintah mengadakan tulisan catatan? Sebagai jawabannya dapat dikatakan bahwa utang piutang itu bila dipandang dari segi hakikatnya memang tidak memerlukan catatan pada asalnya. Dikatakan demikian karena Kitabullah telah dimudahkan oleh Allah untuk dihafal manusia; demikian pula sunnah-sunnah, semuanya dihafal dari Rasulullah Saw. Hal yang diperintahkan oleh Allah untuk dicatat hanyalah masalah-masalah rinci yang biasa terjadi di antara manusia. Maka mereka diperintahkan untuk melakukan hal tersebut dengan perintah yang mengandung arti petunjuk, bukan perintah yang berarti wajib seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama. Dalam konteks tafsir ayat tersebut meski memang dalam perniagaan tetapi substansi catat mencatat menjadi hal yang sangat urgen dan harus terpenuhi untuk menjaga proses penginventarisasi barang. Karen butuh tanggung jawab dan kepercayaan yang tinggi ketika berkenanaan dengan barang sehingga melalui pencatatanlah barang yang masuk dan menjadi milik lembaga dapat dipertanggungjawabkan kepada user dalam hal ini peserta didik dan seluruh stake holder sekolah/madrasah. F. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar semua sarana dan prasarana tersebut selalu dalam kegiatan baik dan siap untuk digunakan secara 177 berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam Al-Qur’an surah Al –mujaadillah58 ayat 7 tentang pengawasan “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada pembicaraan antara lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada pula pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” 7. “Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu”. Al-Mujadilah 6 Artinya, tiada sesuatu pun yang gaib dari-Nya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya, serta tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya. Kemudian Allah Swt. menceritakan tentang ilmu-Nya yang meliputi semua makhluk, bahwa Dia Maha Periksa terhadap mereka, Maha Mendengar semua ucapan mereka, lagi Maha Melihat tempat mereka di mana pun mereka berada dan kapan pun mereka berada. Ketika berbicara ruang lingkup pendidikan islam harunya aspek pengawasan berpedoman mutlak kepada ayat tersebut agar manusia senantiasa hati-hati dalam melaksanakan segala amanah karena allah mutlak maha mendengar dan mengetahui sampai kepada setiap individu. Maka dari itu konsep mengawasan mutlak yang bahkan mengalahkan sistem canggih hari ini adalah Monitoring dari Allah SWT. PENUTUP Konteks manajemen sarana dan prasarana dalam tafsir Al-Quran terkandung dalam tafsiran surat An-Nahl 16 ayat 68-69 yang kandungan tafsirnya memetakan konsep bangunan pembagian kerja dalam menyusun sarana prasarana agar tepat guna dan tepat sasaran sehingga dalam implementasinya sesuai dengan nilai pakainya lalu diperkuat oleh hadis Rasulullah SAW jika di kontekstualkan menjadi masa usia pakai dari sarana dan prasarana. Perencanaan sarana dan prasana terkadung dalam tafsiran surat al-Hasyr 59 ayat 18 setiap individu agar merancang persiapan masa depannya sehingga apa yang akan dilakukan sudah terumus sebagai sebuah konsepsi realisasi kegiatan hal tersebut dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan Imam Muslim. Pendayagunaan sarana dan prasarana nilai substansinya terkandung dalam tafsiran An-Nahl 16 ayat 5-8 yaitu agar setiap insan dapat memaksimalkan setiap potensi sumberdaya yang ada baik SDM maupun SDA secara efektif dan efisien mungkin Matin dan Nurhattati Fuad. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo 178 sehingga potensi yang ada pada sumberdaya tersebut dapat dimaksimalkan hasilnya. Inventarisasi sarana dan prasarana terkandung dalam tafsiran surat Al-Baqarah 2 ayat 282 tentang urgensi pencatatan sebagai bukti konkret, faktual dan autentik dalam pelaporan sehingga dapat memudahkan ketika pemeriksanaan dan menjadi data tekstual ketika adanya pertanggungjawaban dari pihak lembaga khususnya sekolah tafsir tersebut di dukung dengan Hadis Imam Bukhari muslim. Pengawasan sarana dan prasarana terkandung dalam tafsiran surah Al-Mujaadillah 58 ayat 7 yaitu pengawasan absolut agar tidak terjadi penyimpangan baik dari segi pelaporan, kinerja hingga outputnya hal tersebut dapat direalisasikan melalui era teknologi hari ini sehingga selain merasa diawasi oleh sang khalik setiap sivitas akademik di madrasah akan senantiasa merasa di CCTV baik secara duniawi maupun ukhrawi tafsir tersebut di dukung oleh ijma’ ulama. DAFTAR PUSTAKA A. L. Hartani, Manajemen Pendidikan, indo 2009. Abdullah, Taufiq dan Karim, Rush ed, Metodologi Penelitian Agama, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1989. Abu al-Fida’ Isma’il ibn Umar al-Dimasqa, Tafsir Alquran Adzim, juz 8 Mauqi’u al-Islamdalam software maktabah syamilah, 2005. Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia Bandung Remaja Rosdakarya, 2010. Bafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004. Baharuddin, Menejemen Pendidikan Islamtranformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul, UIN-press, 2010. Barnawi., Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah .Yogyakarta. 2012. Daryanto, Administrasi pendidikan, Jakarta Rieka Cipta, 2001. Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Jakarta Persekolahan Berbasis Sekolah, 2007. dan Dr. Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz wa al-a’lam al-Our’aniyah, Dar al-`ulum, Kairo, 1968. Farmawi al, Abd al-Hayy, Al Bidayah fr al-Tafsir al Maudhu i, Matba’ah al-Hadarah al-Arabiyah, Kairo, 1977 H. Zainiyati, Model Kurikulum Integratif Pesantren Mahasiswa dan UIN Maliki Malang, Jurnal Studi Keislaman Ulumuna Volume XVIII Nomor 1 Juni, 2014. John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta PT. Gramedia, 1992. M. Manullang. Dasar-dasar Manajemen. MedanGhalia Indonesia, 2006. 179 Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2013. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta PT Bumi Aksara, 2013. Software Q-Soft El-ra. Software Terjemah Tafsir Ibnu Katsir versi 30 Juz lengkap, 2013 Stoner dan taupik. Jenis-jenis Manajemen Bandung Grafindo Persada, 2009.H. 88 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta PT. RajaGrafindo Persada, 1993, Cet. 2. Sulistyorini, Menejemen Pendidikan Islam, Teras, Yogyakarta, 2009. T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta BPFE-Yogyakarta, 2009,H. 8, mengutip dari Jame Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc., New York Englewood Cliffts, 1982. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1990. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS dan Undang-Undang republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Jakarta VisiMedia, 2007. Zainul Hamdi, “Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN”, dalam Zainal Abidin Bagir, dkk editor, Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi Yogyakarta MYIA-CRCS dan Suka Press, 2005. ... Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku Prayoga & Kaffah, 2019. Dalam Alquran tersirat ayat-ayat yang memberikan dorongan untuk melakukan inventarisasi barangbarang kebutuhan kita yaitu surat Al-Baqarah 2 ayat 282"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. ...Diana Dianap class="15bIsiAbstractBInggris">One of the efforts to improve the quality of institutions is the existence of supervision. The success of educational institutions is strongly influenced by the availability of adequate educational facilities and infrastructure accompanied by optimal utilization and management. For this reason, it is necessary to supervise in order to increase the use and management of facilities and infrastructure, so that the expected goals can be achieved. Nowadays, it is often found that educational facilities and infrastructure owned by schools are not optimally used and can no longer be used according to their functions. This is caused by a lack of concern for the facilities and infrastructure owned and the absence of adequate management. This study uses a qualitative method by making SDIT Al Hidayah the object of research. The management process of Islamic education facilities and infrastructure includes 1 Planning of facilities and infrastructure 2 Procurement of facilities and infrastructure 3 Inventory of facilities and infrastructure 4 Supervision and maintenance of facilities and infrastructure 5 Elimination of facilities and infrastructure. The conclusion of this study is that the management of facilities and infrastructure in Islamic educational institutions must be oriented to the principles of being on time, on target and effective. Abstrak Salah satu upaya peningkatan mutu lembaga adalah dengan adanya supervisi, Keberhasilan lembaga pendidikan sangat dipengaruhi tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Oleh karena itu, berbicara tentang mutu pendidikan di Indonesia kiranya perlu dilihat beberapa unsur yang mempengaruhinya, seperti kurikulum, isi pendidikan, proses pembelajaran dan evaluasi, kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah, dan buku ajar. Keenam elemen ini saling berkait dalam upaya meningkatkan kualitas belajar-mengajar, yang berpuncak pada peningkatan mutu pendidikan Untuk itu perlu dilakukan supervisi dalam rangka peningkatan penggunaan dan pengelolaan sarana dan prasarana, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dewasa ini masih sering ditemukan sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menjadikan SDIT Al Hidayah sebagai objek penelitian. Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan Islam meliputi 1 Perencanaan sarana dan prasarana 2 Pengadaan sarana dan prasarana 3 Inventarisasi sarana dan prasarana 4 Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana 5 Penghapusan sarana dan prasarana. Kesimpulan dari kajian ini adalah manajemen sarana dan prasarana di lembaga pendidikan Islam harus berorientasi kepada prinsip tepat waktu, tepat sasaran dan tepat berinfaq dan sedekah untuk membentuk karakter dan mengembangkan kultur Islami di kalangan civitas Dan AbdullahRush KarimAbdullah, Taufiq dan Karim, Rush ed, Metodologi Penelitian Agama, Tiara Wacana, Yogyakarta, Perlengkapan Sekolah Teori dan AplikasinyaI BafadalBafadal, I. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta, Bumi aksara 2004.BaharuddinBaharuddin, Menejemen Pendidikan Islamtranformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul, UIN-press, 2010.Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo PersadaDrM MatinPd Dan DrM Nurhattati dan Dr. Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.Jakarta Pt Raja Grafindo Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz wa al-a'lam al-Our'aniyah, Dar al-`ulum, Kairo, JohnEchols Dan HassanShadilyJohn M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta PT. Gramedia, 1992.Masrokan MutoharMasrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2013.MulyasaMulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta PT Bumi Aksara, 2013.T Hani HandokoManajemenYogyakartaT. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta BPFE-Yogyakarta, 2009,H. 8, mengutip dari Jame Stoner, Management, Prentice/ Hall International, Inc., New York Englewood Cliffts, 1982.Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UINZainul HamdiZainul Hamdi, "Menilai Ulang Gagasan Integrasi Ilmu Pengetahuan sebagai Blue Print Pengembangan Keilmuan UIN", dalam Zainal Abidin Bagir, dkk editor, Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi Yogyakarta MYIA-CRCS dan Suka Press, 2005.
Strategi Pengadaan Sarana dan Prasarana PendidikanAda beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana danprasarana pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif caraPengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan tersebutadalah melalui1pembelian, yakni dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;2membuat sendiri, yaitu barang yang dapat dihasilkan oleh sekolah;3penerimaan hibah atau bantuan, yakni penerimaan dari pihaklain yang harus dilakukan dengan berita acara serah terima; 4penyewaan, yaitu barang yang disewakan dari pihak lain untukkepentingan pendidikan berdasarkan perjanjian sewa menyewa; 5pinjaman, yakni barang yang dipinjam dari pihak lain untukkepentingan pendidikan berdasarkan perjanjian pinjammeminjam; dan 6 guna susun kanibalisme, yakni suatu usahapengadaan barang dengan cara memanfaatkan beberapa barangyang sudah terpakai menjadi barang yang berguna/ 200389-90 menyatakan bahwa ada beberapa carayang dapat ditempuh sekolah untuk mendapatkan perlengkapanyang dibutuhkan sekolah, yaitu 1 pengadaan perlengkapandengan cara membeli, baik secara langsung di pabrik atau di took,maupun melalui pemesanan terlebih dahulu; 2 pengadaanperlengkapan dengan cara mendapatkan hibah atau memintasumbangan kepada orang tua siswa atau lembaga-lembaga socialtertentu yang tidak mengikat; 3 pengadaan perlengkapan dengancara tukar menukar barang lebih yang dimiliki sekolah denganbarang yang belum dimiliki sekolah; dan 4 pengadaanperlengkapan dengan cara meminjam atau menyewa. Jika sekolahdalam pengadaan barang ada kerja sama dengan perusahaan, makasekolah harus memastikan barang-barang yang ditawarkan kepadasekolah benar-benar sesuai dengan spesifikasi kebutuhan beberapa alternatif tata cara dalam pengadaan sarana danprasarana pendidikan di sekolah. Beberapa alternative tata carapengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah adalah 1pembelian; 2 pembuatan atau produksi sendiri; 3 penerimaanhibah atau bantuan; 4 penyewaan; 5 pinjaman; 6 pendaurulangan; 7 penukaran; dan 8 perbaikan atau tata cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikantersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan sekolah sertaanggaran yang dimiliki sekolah. Perencanaan pengadaan barangmenjadi faktor penting dalam hal sekolah mendapatkan barangyang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Berikut ini akan diuraikanbeberapa alternative tata cara pengadaan sarana dan prasaranasekolah
sistem pengadaan sarana dan prasarana